KOTA RENYA LARANTUKA
Mengunjungi
pulau Flores rasanya belum lengkap tanpa menyentuh kota Larantuka,
ibukota dari Kabupaten Flores Timur. Sesuai dengan nama kabupatennya,
kota ini memang terletak paling timur dari pulau Flores dimana kepala
naga Flores berada. Bagi
pecinta lagu-lagu dari kelompok Boomerang pasti tidak asing dengan
salah satu judul lagu "Larantuka" yang diciptakannya. Saya tidak tahu
persis apakah lagu itu terinspirasi dari kedatangan salah satu
personelnya ke kota ini. Larantuka
ini bentuk kotanya memanjang, hal ini dikarenakan kontur geografisnya
yang kurang lazim untuk sebuah kota. Jadi Larantuka ini disisi barat
laut adalah daratan yang langsung berdiri perbukitan dan gunung dan sisi
tenggara langsung berhadapan dengan laut. Praktis geografis semacam ini
membuat kota jadi berdiri memanjang. Ada juga makanan khas dan tarian adat flores timur kota larantuka yaitu hedung dan jagung titi.
Jagung Titi
Jagung titi atau dalam bahasa Lamaholot
(bahasa daerah setempat)Wata Kenaen merupakan makan pokok bagi
masyarakat Adonara Adonara disamping Nasi. Sesuai dengan namanya, jagung
titi terbuat dari biji jagung. Proses pembuatannya cukup unik. Jagung
akan “dipreteli” atau dilepas dari batangnya menjadi biji jagung yang
terpisah. Biji jagung ini kemudian disangrai (digoreng kering) dengan
menggunakan wajan yang terbuat dari tanah liat. Cara sangrainya pun tidak sekaligus
semuanya, tetapi sekitar 5 – 10 biji setiap kali naik tungku Setelah
dirasa cukup matang, biji jagung tersebut dikeluarkan kemudian
dipipihkan dengan menggunakan 2 buah batu. Satu batu berfungsi sebagai
alas dan yang lainnya menjadi pemukul. Untuk mengeluarkan biji jagung
dari wajan yang masih panas, pembuat jagung titi yang pada umumnya
adalah wanita Adonara tidak menggunakan spatula atau alat bantu lain
tetapi hanya menggunakan tangan.
Tarian Hedung
merupakan tarian tradisional dalam budaya masyarakat .
Tarian ini merupakan tari perang yang dulunya dibawakan untuk menyambut
pahlawan yang pulang dari medan perang. Tarian ini melambangkan nilai
nilai kepahlawanan dan semangat berjuang yang tak kenal menyerah.
Dewasa ini,tarian hedung yang merupakan salah satu tarian kebanggaan
masyarakat Adonara juga dibawakan dalam acara; penyambutan tamu,pada
pesta adat seperti; pembuatan rumah adat dan pernikahan dan pesta
sakramen Imamat. Pada komunitas rantau di wilayah Jakarta misalnya,
tarian ini juga dilakukan pada momen – momen persaudaraan seperti saat
pembukaan/penutupan petandingan sepak bola antar orang Adonara,
penyambutan Imam baru,Pesta Pernikahan, Penyambutan Tamu,dll.
Dalam tarian ini, para penari baik tua, muda/anak – anak yang terdiri
dari kaum laki – laki dan juga beberapa kaum perempuan menggunakan
berbagai perlengkapan yang biasanya digunakan para ksatria Adonara untuk
berperang,yaitu :
- Parang Adonara (Kenube witi Taran).
- Tombak (Gala).
- Perisai (Dopi).
- Ikat kepala daun kelapa (Knobo).
- Gemerincing yang diikat di kaki (Bolo’n)
- Kain sarung tradisional ( Kwatek – untuk Perempuan,Nowi’n – untuk Laki – laki ).
Diiringi musik tradisional (dari gong,gendang dan irama bolo’n), para
penari memperagakan gerakan yang mirip dengan orang yang sedang
berperang. Mereka akan ”berperang” satu sama lain memperagakan duel
dengan mengayunkan parang atau membuat ancang – ancang untuk melemparkan
tombak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar